7 Alasan Mengapa Pendidikan Harus Dianggap Serius
7 Alasan Mengapa Pendidikan Harus Dianggap Serius – Yusra, S.A. alat modul 3.1. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Fasilitator Khusus Wahid Rohman, S. Atau guru tetap Asmaul Husna, S. Pd yang telah banyak mendukung saya dalam program ini sehingga memotivasi para guru untuk mengajarkan program ini sejak awal.
Perkenalkan saya Yusra, S.Ag dari SMP Negeri 2 Banda Aceh, saya akan datang pada Guru Kelas 8 Tahun 2023. Kali ini saya ingin berbagi ilmu saya tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang baik sebagai seorang pemimpin, sebagaimana disebutkan secara singkat Link Tools Modul 3.1. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Fasilitator Khusus Wahid Rohman, S. Atau guru tetap Asmaul Husna, S. Pd yang telah banyak mendukung saya dalam program pelatihan guru ini sejak awal. Demikian ulasan saya, semoga bermanfaat!
7 Alasan Mengapa Pendidikan Harus Dianggap Serius
“Mengajari anak berhitung itu baik, tapi yang lebih baik adalah mengajari mereka nilai/pentingnya”
4 Alasan Kenapa Pendidikan Sangat Penting Bagi Perempuan
Kutipan di atas menyampaikan pesan bahwa penting untuk mengajarkan anak keterampilan dasar seperti angka dan kemampuan akademik yang berbeda. Namun yang terpenting adalah mengajarkan mereka nilai dan prinsip yang tinggi, yaitu apa yang dianggap baik dalam hidup. Pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus mencakup pengembangan karakter dan pengembangan moral. Artinya, selain belajar matematika dan belajar keterampilan, anak juga harus diajarkan etika, nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, kasih sayang, tanggung jawab dan sifat-sifat lain yang dianggap sangat berharga dalam hidup. Pesan ini mengingatkan kita untuk fokus pada pendidikan komprehensif yang mencakup aspek intelektual dan moral agar anak dapat menjadi manusia yang baik dan memberikan kontribusi yang baik kepada masyarakat.
Kata-kata ini penting untuk belajar mengambil keputusan karena menunjukkan pentingnya mendidik anak tidak hanya berhitung dan menyelesaikan masalah dengan angka, tetapi juga mengambil keputusan yang baik berdasarkan nilai dan prinsip yang baik. Ketika anak-anak mempelajari nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, kasih sayang, dan tanggung jawab, mereka akan cenderung memasukkan nilai-nilai ini ke dalam proses pengambilan keputusan mereka. Keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai ini biasanya merupakan yang terbaik dalam jangka panjang. Inti dari pembelajaran mengambil keputusan adalah proses pendidikan komprehensif yang mencakup pengajaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang sehat dapat membantu anak menjadi pengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Sebagai seorang guru yang tanggung jawab utamanya adalah mendidik dan mengembangkan pikiran siswa, kita harus tahu bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan bermanfaat bagi siswa. Kami akan menjadi teladan bagi anak-anak dan perilaku mereka secara umum. Oleh karena itu, falsafah khas Ki Hajara Dewantara dan cita-citanya: ing ngarso dia sang tuladaha, ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani dan Pratap Triloka-nya hendaknya menjadi pedoman utama kita dalam membimbing pengajaran di sekolah tersebut. Faktanya, filosofi ini dapat digunakan dalam proses belajar mengajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas, berfungsi dengan baik sebagai landasan, dan dalam hal pengambilan keputusan. Kita harus menerima bahwa kemampuan anak itu berbeda-beda. Tidak ada anak yang bodoh, sikap kita, sikap kita dan cara kita memperlakukannya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuannya, baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk menciptakan pengetahuan sesuai minat dan minatnya. . bakat dalam setiap pelajaran. Oleh karena itu, menurut saya, guru hendaknya mempunyai tujuan untuk memeriksa anak, membandingkan dan memperlakukannya, serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Seorang guru hendaknya tidak mengambil keputusan berdasarkan emosi dan kesukaan. Dalam konteks ini kita dapat menggunakan model atau metode yang terdiri dari 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pemecahan masalah, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Bagaimana nilai-nilai yang ditanamkan dalam diri kita mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ikuti ketika mengambil keputusan?
Permainan Elite Politik Jangan Dianggap Terlalu Serius!!!
Padahal, persepsi guru memegang peranan penting dalam evaluasinya terhadap apa yang dilihatnya, hingga evaluasi akhir dan keputusan diambil. Sebuah cara pandang atau paradigma pada hakikatnya menciptakan seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya. Namun, tidak jelas apakah yang Anda lihat itu benar. Artinya miskonsepsi dapat menimbulkan kesimpulan yang salah berdasarkan permasalahan yang diamati atau dialami. Oleh karena itu, kita tidak bisa memastikan bahwa nilai-nilai yang selama ini kita yakini adalah kebenaran mutlak, apalagi jika mengacu pada hal-hal yang dinamis. Masuk akal! Masing-masing dari kita berhak menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah lama kita jalani dan tunjukkan. Namun dalam sistem pengambilan keputusan, kita tidak bisa begitu saja menolak suatu hal hanya karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita ucapkan dan miliki dalam diri kita. Namun, akan jauh lebih baik untuk mengumpulkan lebih banyak informasi, informasi, informasi dan mengonfirmasi serta mengonfirmasinya. Kemudian proses pengambilan keputusan yang tepat dikembangkan. Dengan demikian, nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kebebasan akan tercermin dalam keputusan yang kita ambil. Oleh karena itu, hasilnya akan menunjukkan solusi yang saling menguntungkan (win-win). Di sisi lain, kita juga harus tahu bagaimana mengenali kesalahan kita, bahwa kita dilahirkan di keluarga yang menanamkan nilai-nilai tertentu dalam hidup kita. Namun semua itu belum tentu benar dan tepat jika kita terapkan pada segala aktivitas, situasi dan tempat, karena tentu terdapat perbedaan budaya yang digunakan di tempat lain. Secara umum tentunya seorang guru harus mempunyai nilai-nilai seperti kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, kerjasama dan nilai-nilai baik lainnya. Nilai dan nilai berlaku secara universal dalam kehidupan setiap anak dan siswa serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Selain itu guru juga harus mampu memikirkan hasil akhir (berpikir objektif), memikirkan prinsip (rule-based thingking), dan memikirkan kehati-hatian (conceptual thought) agar dapat memberikan arahan yang tepat dan dekat dengan permintaan. .
Bagaimana alat pengambilan keputusan dikaitkan dengan kegiatan “coaching” yang diberikan oleh rekan atau pelatih sepanjang proses pembelajaran, terutama pada saat kita menguji proses pengambilan keputusan yang telah kita kembangkan. Apakah proses pengambilan keputusan efektif? Masih memiliki pertanyaan tentang pengambilan keputusan? Latihan “pelatihan” yang disebutkan di atas dapat sangat membantu.
Pelajaran yang saya lakukan dengan asisten dan guru sebenarnya saat mengikuti pendidikan instruktur mengemudi memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses konseling ini membantu saya melihat ke belakang dan mengevaluasi keputusan yang saya buat. Apakah hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku? Apakah itu sesuai dengan standar yang diterima? Apakah keputusan ini akan menguntungkan semua pihak? Bisakah keputusan ini dibenarkan? Seorang guru tentu tidak selalu benar dan tidak selalu salah. Kadang-kadang, perasaan marahnya membuat dia mengambil keputusan yang mengabaikan keadilan dan kasih sayang dan malah terkesan memberikan hukuman yang keras. Perasaan seperti ini jarang dikomunikasikan oleh guru. Hal ini bisa disebabkan oleh emosi yang tidak terkendali, egois, dan tidak mampu menempatkan diri pada posisi yang seharusnya. Oleh karena itu, guru dapat mengembangkan sikap pribadi. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk menggunakan metode pembinaan dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Nilai-nilai dan itikad baik dalam pengambilan keputusan itulah yang akan memberikan dampak positif ketika keputusan diambil. Saya sangat senang karena dalam program pelatihan instruktur mengemudi terdapat pembelajaran yang sangat baik tentang bagaimana seorang manajer pembelajaran menggunakan pembinaan sebagai proses pengambilan keputusan dan menurut saya itu sangat bagus. Latihan pembinaan membantu kita menggunakan keterampilan pemecahan masalah saat kita menjadi pemimpin pembelajaran, kata pemimpin lokakarya. Dengan demikian, dengan menjelaskan permasalahan, permasalahan tingkah laku, guru dapat mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan menggunakan teknik pembinaan, dan pada akhirnya dapat mengambil keputusan terbaik yang bermanfaat bagi siswa.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan mengenali faktor sosial emosional akan mempengaruhi pengambilan keputusan, khususnya masalah etika?
Pencegahan Kekerasan Dan Bullying: Meningkatkan Kesadaran Di Lingkungan Masyarakat
Kita harus ingat bahwa setiap anak atau siswa adalah unik. Karena pengecualian ini, kami memilih metode Prostident. Guru harus terbuka, toleran dan tanggap terhadap kebutuhan siswa. Seorang guru dapat membantu siswanya mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengelola emosinya untuk membangun hubungan yang lebih baik dan menetapkan tujuan yang lebih baik sekaligus mengambil keputusan sehingga dapat terhindar dari masalah yang berkaitan dengan kesulitan. Sebagaimana kita ketahui, lima faktor kompetensi sosial dan emosional (KSE) penggerak guru dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu kesadaran diri, pengendalian diri (self-management), kesadaran sosial, kemudian keterampilan menjalin hubungan dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. membuat. . Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai kita serta bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku kita dalam berbagai situasi dan kehidupan. Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku Anda secara efektif dalam berbagai situasi dan mencapai tujuan Anda. Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk memahami dan berempati terhadap orang lain, termasuk mereka yang berbeda latar belakang, budaya, dan latar belakang. Keterampilan hubungan adalah kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang positif dan mendukung. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, yaitu kemampuan untuk membuat pilihan yang konstruktif berdasarkan kepedulian, kemampuan untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip etika dan rasa aman, serta untuk mengevaluasi